Analisis Air

Analisis Air: Parameter Utama dan Karakteristiknya

Analisis air adalah proses pengujian untuk menentukan kualitas dan kandungan air pada suatu sumber tertentu, baik itu untuk konsumsi manusia, industri, maupun lingkungan. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan memenuhi standar kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan. Analisis air biasanya mencakup berbagai parameter yang berhubungan dengan sifat fisik, kimia, dan biologis air.

Berikut adalah beberapa parameter utama dalam analisis air beserta karakteristiknya.

1. pH

  • Karakteristik: pH menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Skala pH berkisar antara 0 hingga 14, dengan 7 sebagai titik netral. Nilai pH yang rendah (<7) menandakan air bersifat asam, sementara nilai pH yang tinggi (>7) menunjukkan air bersifat basa.
  • Pentingnya: pH air yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kelarutan senyawa kimia dalam air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas air dan keberadaan mikroorganisme. Air dengan pH yang sangat rendah atau tinggi dapat merusak ekosistem atau menyebabkan kerusakan pada peralatan industri.

2. Kekeruhan (Turbidity)

  • Karakteristik: Kekeruhan mengukur sejauh mana cahaya dapat menembus air. Ini disebabkan oleh partikel-partikel padat, seperti lumpur, pasir, dan mikroorganisme, yang terlarut dalam air.
  • Pentingnya: Kekeruhan yang tinggi dapat menunjukkan adanya kontaminasi yang dapat merusak kualitas air. Selain itu, kekeruhan dapat mengurangi efektivitas proses pengolahan air dan mempengaruhi estetika serta kenyamanan penggunaan air.

3. Kandungan Oksigen Terlarut (DO)

  • Karakteristik: Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air dan sangat penting untuk kelangsungan hidup organisme akuatik.
  • Pentingnya: Kandungan DO yang rendah dapat mengindikasikan polusi organik atau kontaminasi yang mengurangi kapasitas air untuk mendukung kehidupan organisme. DO juga berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik dan keberhasilan proses pengolahan air limbah.

4. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

  • Karakteristik: BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air. Biasanya diukur dalam periode lima hari (BOD5).
  • Pentingnya: Semakin tinggi nilai BOD, semakin banyak oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik, yang dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut (DO) di perairan, mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik.

Baca Juga: Cara Menurunkan BOD

5. COD (Chemical Oxygen Demand)

  • Karakteristik: COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan kimia organik dalam air, menggunakan bahan pengoksidasi kimiawi tertentu.
  • Pentingnya: COD memberikan gambaran lebih umum mengenai kadar polusi organik dalam air, termasuk bahan yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Tingginya COD menandakan adanya kontaminasi yang lebih besar dari pada BOD.

6. TDS (Total Dissolved Solids)

  • Karakteristik: TDS mengukur jumlah total zat padat yang terlarut dalam air, yang dapat berupa garam, mineral, dan logam. TDS diukur dalam satuan miligram per liter (mg/L).
  • Pentingnya: Kandungan TDS yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi rasa air, serta mengganggu proses pengolahan air dan menyebabkan kerak pada peralatan. Nilai TDS yang tinggi sering dikaitkan dengan kontaminasi air yang tidak sehat.

Baca Juga: Apa Penyebab TDS Tinggi?

7. Kandungan Logam Berat

  • Karakteristik: Air dapat mengandung logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), dan kadmium (Cd) yang dapat berasal dari polusi industri, pertanian, atau pembuangan limbah.
  • Pentingnya: Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Beberapa logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh manusia dan hewan, menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan jangka panjang.

8. Ammonia dan Nitrat

  • Karakteristik: Ammonia (NH₃) dan nitrat (NO₃) adalah senyawa nitrogen yang umumnya berasal dari limbah organik, pupuk, atau polusi industri.
  • Pentingnya: Keberadaan ammonia dan nitrat dalam air dapat merusak kualitas air, menyebabkan eutrofikasi (penumpukan nutrisi yang berlebihan) yang dapat mengurangi kadar oksigen dan menyebabkan kematian organisme akuatik. Pada konsentrasi tinggi, keduanya juga dapat membahayakan kesehatan manusia.

9. Salinitas

  • Karakteristik: Salinitas mengukur kadar garam terlarut dalam air. Hal ini sangat penting untuk air laut dan air payau.
  • Pentingnya: Salinitas mempengaruhi kehidupan organisme akuatik, terutama bagi spesies yang sensitif terhadap perubahan kandungan garam. Perubahan salinitas yang drastis bisa mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.

10. Bakteri Koliform dan E. coli

  • Karakteristik: Koliform adalah kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator kontaminasi mikroba dalam air, terutama yang berasal dari feses manusia atau hewan. E. coli adalah jenis bakteri koliform yang sering digunakan untuk mendeteksi potensi kontaminasi fekal.
  • Pentingnya: Adanya koliform atau E. coli dalam air minum menunjukkan adanya kontaminasi fecal yang berbahaya bagi kesehatan manusia, dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan infeksi saluran pencernaan.

11. Kehadiran Zat Pencemar Lain

  • Karakteristik: Selain parameter yang disebutkan di atas, air juga dapat mengandung berbagai zat kimia lain, seperti pestisida, herbisida, dan bahan organik lainnya.
  • Pentingnya: Zat-zat ini dapat mencemari air, mempengaruhi kesehatan manusia, serta merusak ekosistem perairan dan keanekaragaman hayati.
Analisis Air

 

Get In Touch

Head Office: Perum Japan Raya Tahap V, Blok G7-1, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto

Branch Office: Jl. Kumbang Raya No. 11, Pegadungan, Kec. Kalideres, Jakarta Barat 11830

© 2025 All Rights Reserved.